WELCOME TO KOYA PAGE........

CEPAT LAA SEARCH....

urm........

SELAMAT DATANG

Rabu, 30 September 2009

CINTA, IMAN DAN PERSAHABATAN

Jika kita berbicara tentang cinta seolah tidak ada habisnya. Persoalan cinta dan percintaan ada sebuah problematika yang sudah sangat tua. Tak akan pernah ada hujungnya dan asal mulanya. Banyak yang gila keranaya dan tidak sedikit yang sukses karenanya. Dengan terus berkembangnya zaman, semakin berkembang dan rumit pula persoalan ini. Diantara kita pasti sudah sangat familiar dengan istilah cinta segitiga. Hampir tidak ada yang tidak tahu mengenai problematika yang kini menjadi trend dikalangan kaum muda.
Mungkin diantara kita malah ada yang pernah mengalami sebuah peristiwa yang sedikit rumit ini. Walaupun menurut saya hal ini tidaklah rumit melainkan sebuah keindahan tersendiri jika kita bias menyikapinnya dengan positif. Paling tidak kita akan mengerti bahwa begitu komplikatifnya ciptaan Allah tersebut. Bukankah demikian?
Seperti yang sering saya sampaikan bahwa tidak ada yang sia-sia dari penciptaan Allah kepada hambaNYA. Hanya kita saja yang perlu berpikir, merenung, memahami dan mengerti mengapa hal itu ada dan untuk apa diciptakan. Begitupun dengan kerumitan yang kita hadapi pada saat sebuah dilemma menghinggapi akal sehat dan hati nurani. Pada saat memilih antara Iman, cinta dan persahabatan.
Sebaiknya pertama-tama kita harus bisa memahami akan nilai kasih sayang, mengapa? Karena nilai itulah yang terkandung dalam cinta dan persahabatan atau dengan kata lain kasih sayang itu adalah factor penting dalam kedua hal tersebut. Nah, jika demikian kita juga harus memahami bahwa apabila kita menyayangi orang lain maka kita tidak akan membuat orang yang kita sayangi itu menderita, susah, dan gelisah.
Tidak ada yang salah bila diantara dua sahabat tumbuh perasaan lebih (baca: cinta. Penulis) kepada sahabatnya. Dan tidak ada yang salah jika kedua sahabat menyukai orang yang sama. Dan disinilah konsep kasih sayang yang diawal tadi saya jelaskan diberlakukan. Kita harus bijak menentukan keputusan. Siapakah yang lebih disayangi diantara kita dan sahabat oleh orang yang kita sayangi. Bila salah satu dari kita lebih disayangi, maka kita harus legowo menerima semuanya.
Atau singkatnya, bila hal itu begitu menyakitkan. Maka semenjak awal, gunakanlah iman kita. Iya, iman yang sebenarnya bisa memilah, memilih, dan memahami mana yang baik dan mana yang buruk. Jika kita punya iman, tentu kita tidak akan mudah membiarkan semua persoalan diatas terjadi. Jika kita punya iman maka kita akan dengan mudah memutuskan keputusan yang bisa membuat semua pihak merasa tidak bersalah kepada kita. Seorang sahabat tidak akan membuat sahabatnya sakit hati.
Bila kita memfungsikan iman, maka kita akan percaya mana yang terbaik menurut Allah serta tidak akan menurutkan hawa nafsu belaka. Lah, sekarang timbul pertanyaan. Bagaimanakah yang namanya nafsu dalam mendapatkan rasa sayang tersebut. Tentu saja
semua jawaban itu anda lebih tahu daripada saya. Mungkin salah satunya adalah bila kita terlihat begitu memaksakan kehendak agar disukai dan harus dicintai olehnya. Sekarang Tanya kepada hati kita. (mintalah fatwa kepada hatimu yang beriman kepada Allah) apakah hal ini benar adanya?
Antara cinta, iman dan persahabatan sebenarnya sebuah hal yang sudah basi untuk kembali dipersulit. Karena sebenarnya yang mempersulit diri kita dalam hal tersebut adalah keegoisan kita sendiri. Bukan hati kecil yang menolak itu semua tapi keegoisan kitalah yang menolak itu semua. Bila iman kembali difungsikan dengan baik, maka permainan hati yang tak baik inipun bisa diredakan atau malah tidak pernah menjadi nyata. Karena kita akan paham batas serta ketentuannya sampai dimanakah kita boleh berjalan. Tidak perlu terlalu memaksakan kehendak jika seorang sahabat hanya ingin menjadi sahabat, tidak lebih. Dan jangan terlalu ambisius jika sahabat kita lebih dicintai dan lebih memilih sahabat kita dari pada kita. Gunakan iman anda dalam memutuskan hal ini. Karena akal yang termakan emosi hanya akan bertindak bodoh dan membodohi.
Bila anda orang islam maka berislamlah secara kaffah tanpa harus menolak saat itu tidak baik bagi anda. Bisa jadi apa yang kita benci adalah yang paling baik untuk kita.

FRIENDSHIP

A friend is someone who believes in you when you have ceased to believe in yourself

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails